Login

Register

Login

Register

Yudha Brajamusti Tumpahkan Seluruh Kebingungan Lewat Musti Ngapain Nih?

Blog - February 27, 2023

Lucu tidaknya seorang komika seringkali tidak berjalan selaras dengan tinggi rendahnya pamor di mata masyarakat umum. Bisa jadi komika tersebut lucu, sangat lucu sampai pada tahap diakui oleh rekan-rekan sesama komika, namun tak banyak penonton awam yang mengenalnya. Situasi ini nampaknya cukup menggambarkan sosok Yudha Brajamusti.

Situasi tersebut bahkan telah diamini oleh Yudha Brajamusti lewat turnya yang bertajuk Musti Ngapain Nih?. Kalimat tanya itu berasal dari sahutan penonton terhadap dirinya saat memerankan sosok Aa Brajamusti di setiap sesi live streaming program YouTube Standupindo. Musti Ngapain Nih? merujuk pada kegelisahan Yudha pada posisi dirinya sebagai komika.

Bagai buku diary, Musti Ngapain Nih? memuat segala kebingungan Yudha Barajamusti terkait hidup. Hanya saja, buku diary yang satu ini tidak digembok dan isinya dibacakan keras-keras.

Pada 26 November 2022, Yudha Brajamusti menggelar pertunjukan final Musti Ngapain Nih? di Gedung Teater Bulungan, Jakarta. Sebelumnya, ia telah menuntaskan tur dengan berkeliling ke lima kota, yakni Bandung, Kuningan, Kediri, dan Malang.

Pemilihan Teater Bulungan bukanlah hal yang baru. Banyak pertunjukan stand-up comedy di Jakarta menggunakan gedung tersebut sebagai venue. Bagi penulis, meliput Musti Ngapain Nih? adalah jadi pengalaman pertama untuk menjejakkan kaki di gedung yang terletak di Jakarta Selatan itu.

Kesan klasik sangat terasa saat pertama kali memasuki ruangan. Namun aura tersebut justru terasa sangat pas dengan nuansa tradisional yang dibangun lewat alunan lagu Betawi di momen pra acara. Rasanya seperti masuk ke universe Si Doel.

Panggung berlantai kayu terbentang luas. Tidak ada ornamen lain di sana selain backdrop hitam polos dan neon sign Comika.id yang menyala terang. Nampaknya, Yudha Brajamusti memang ingin menjadikan dirinya dan para opener sebagai sorotan utama di panggung. Atau mungkin ada adegan yang terjadi saat proses penataan panggung di mana sang tukang dekor bertanya, “Musti ngapain nih? Musti kosongin panggung aja kali ya.”

Pertunjukan dimulai dengan suara voice over sebagai penanda. Micael Pangaribuan menjadi komika pertama yang naik ke atas panggung. Komika asal Standupindo Jakarta Utara tampil dengan tempo santai, namun bisa mendadak menghentak di beberapa bagian. Kelucuan timbul karena materi yang ia tampilkan cukup berkebalikan dengan pembawaan tersebut, yakni tentang posisinya yang kalah power dibanding sang istri.

Popon Kerok melanjutkan tongkat estafet dari penampilan Micael Pangaribuan. Mengenakan topi pelukis favoritnya, Popon mengajak penonton untuk ngomongin si empunya acara. Popon terang-terangan mengaku tidak diberi ongkos transport dan mencurigai hubungan rumah tangga Yudha Brajamusti. Tak seperti di media sosial, nyinyiran Popon sebenarnya lebih terdengar ‘ramah’ saat diucapkan langsung. Sedikit bocoran dari pertunjukan Popon Minded juga ia tampilkan sebagai penutup. Tentu tidak elok jika bocoran itu kami bocorkan lagi lewat tulisan ini, jadi silahkan tonton video digital untuk mengetahui seperti apa materi yang dimaksud.

Opener ketiga sekaligus terakhir adalah Kiky Saputri. Kemunculan Kiky terasa istimewa karena ia tampil dengan kostum yang biasa ia pakai saat syuting program Lapor Pak!. Ia sendiri mengakui jika panggung malam itu adalah pertama kali untuk dirinya ber-stand-up comedy lagi setelah dua tahun absen. Kiky memang menjadi komika paling industri di antara nama-nama yang tampil malam itu, namun itu semua tak lepas dari peran besar Yudha Brajamusti yang juga ia sampaikan dalam materi. Kisah tentang menjadi sasaran serbu para fans salah satu artis jadi penutup yang manis. Oh iya, sebuah gimmick yang melibatkan lepas-melepas atribut juga berhasil menghebohkan ruangan.

Berakhirnya penampilan Kiky Saputri menandai akhir sesi opener. Saatnya Yudha Brajamusti sebagai pemilik pertunjukan untuk naik ke atas panggung.

Sebuah lagu intro mengalun sebagai tanda masuknya Yudha Brajamusti ke arena Musti Ngapain Nih?. Uniknya, pemilihan intro tersebut sangat bertolak belakang dengan lagu Betawi yang melantun sebelum acara. Yudha Brajamusti memilih lagu Kimi no Koto ga Suki Dakara alias Karena Kusuka Dirimu dari JKT48. Sayang, hingga akhir acara penulis tak sempat menanyakan langsung alasan pemilihan lagu ini. Yudha sendiri juga tak sedikit pun menyinggungnya dalam materi. Apakah Yudha Brajamusti merupakan fans JKT48? Masih menjadi misteri.

Yudha Brajamusti membuka penampilan dengan sederet riffing khas yang memanfaatkan jenis-jenis penonton. Riffing semacam ini biasanya dilakukan kala komika tampil di ruangan yang lebih kecil seperti kafe. Namun, Yudha mampu menampilkannya dengan apik di sebuah ruangan pertunjukan besar.

Kesantaian Yudha Brajamusti juga terlihat dari bagaimana ia menyikapi gangguan di atas panggung. Misal, saat ia tak dapat menahan untuk mengeluarkan suara sendawa. Kun faya kun, sendawa maka sendawa lah. Yudha terang-terangan bersendawa dengan sudut mulut tetap sejajar mic. Aksi tanpa tedeng aling-aling itu sontak mendapat tawa besar dari para penonton.

Keberhasilan riffing dan kesantaian Yudha Brajamusti rupanya berhasil mengikat perhatian seluruh penonton sehingga menciptakan suasana intim di ruangan yang luas. Semua dilakukan di menit-menit awal pertunukan. Kelas.

Judul pertunjukan yang berupa kalimat tanya rupanya merupakan dasar dari segala materi yang Yudha Brajamusti bawakan malam itu. Ia mengungkapkan kebingungannya dalam hal karir stand-up comedy. Musti Ngapain Nih? adalah pertanyaan yang timbul saat Yudha merasa terlalu lama jalan di tempat meski sudah melakukan banyak hal, salah satunya adalah mengikuti kompetisi televisi dan menurut saat diminta memainkan gimmick jalinan asmara dengan Musdalifah Basri layaknya Veri dan Mawar AFI di masa lampau.

Yudha Brajamusti juga mengangkat keresahannya sebagai seseorang dari suku Betawi. Ia merasa bahwa nasib orang Betawi mulai terancam di tanah sendiri. Kesuksesan para komika pendatang yang berkongsi menjadi salah satu contoh yang diangkat oleh Yudha.

Stereotip malas yang disematkan pada orang Betawi tak luput dari perhatian. Yudha Brajamusti menggambarkannya lewat sebuah sketsa pendek tentang interaksi orang Jawa dan orang Betawi di pagi hari. Simpel namun mengena.

Kisah engkongnya yang punya banyak tanah namun punya sifat terlalu baik diceritakan Yudha Brajamusti dengan sangat jenaka. Dilanjutkan dengan bit tentang nama-nama orang Betawi yang menunjukkan bahwa kadang observasi akurat bisa mengalahkan punchline patah.

Menyambung materi Kiky Saputri, Yudha Brajamusti juga menceritakan tentang salah satu jalan karir yang ia tekuni, yakni menjadi tim penulis untuk sang Ratu Roasting. Yudha mengasosiasikan dirinya dengan sejumlah sosok di balik layar dari ranah berbeda, mulai kenegaraan hingga skena dangdut koplo.

Usai sederet materi penuh keresahan, Yudha Brajamusti menutup penampilan dengan punchline berderet. Tipe punchline yang sempat dikutuki pelaku stand-up comedy pengikut mazhab Tuan Topi Putih, namun terasa sangat ampuh dibawakan oleh Yudha Brajamusti.

Bit terakhir sudah terlontar, ucapan selamat malam pun sudah terucap, namun pertunjukan malam itu belum berakhir. Yudha Brajamusti sempat terjebak dalam tekanan masyarakat yang memintanya untuk unjuk suara di atas panggung karena provokasi dari Popon Kerok. Sebagai konteks, Yudha Brajamusti juga memiliki profesi lain sebagai guru vokal. Ia bahkan sempat mengalahkan Marshanda dalam sebuah kompetisi menyanyi antar siswa SD.

Tak kuat menahan tekanan, Yudha Brajamusti pun menyanyikan sebait lagu Tak Ingin Usai milik Keisya Levronka. Judul lagu yang mewakili perasaan penonton malam itu, tak ingin pertunjukan segera usai. Sayang, durasi nyanyian Yudha Brajamusti saat itu tidak terlalu panjang. Tolong dong Bang Yudha nyanyi satu lagu utuh kapan-kapan, biar bisa dijual jadi nada dering.

Secara keseluruhan, pertunjukan Yudha Brajamusti terasa sangat berkesan dengan materi super lucu yang berdasarkan pada keresahan personal. Seharusnya, setelah pertunjukan ini usai dan video digital-nya sudah rilis di Comika.id, semakin banyak orang yang mengenal dan mengidolai Yudha Brajamusti.

Saran dari Comikamedia, kalau Bang Yudha Brajamusti kembali bertanya-tanya, musti ngapain nih? Jawabannya, musti bikin pertunjukan terus dong!

Kudos!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Gimana Ya Ngomongnya

PSK Live D2D

HAH 2D

Insecurity

Enable Notifications OK No thanks