Satukan Materi Bersebrangan, Didit & Ripay Sukses Pecahkan ‘Antara Ada dan Tiada’
Mencari-cari hal yang nyata dan tidak nyata di dunia ini memang cukup sulit dilakukan. Sebagian orang merasa bahwa hal itu hanyalah khayalan, dan sebagian lainnya merasa itu benar-benar terjadi dirasakan oleh orang-orang spesial.
Semua orang sepakat untuk memberikan pengertian khusus itu dalam kalimat “Antara ada dan tiada“. Mistis, abu-abu dan penuh keraguan. Tapi, untuk “Antara Ada dan Tiada” satu ini, kita musti sebenar-benarnya percaya. Percaya untuk tertawa. Itu saja.
Diprakarsai oleh Didit dan Ripay, punggawa Standupindo Ciledug, keduanya telah berhasil menggelar pertunjukan spesial bersama dengan tajuk Antara Ada dan Tiada pada Sabtu malam (20/5) di Markas Comika. Kalau digelar di Puri Beta takut penonton kebanjiran, Guys.
Didit dan Ripay tak langsung menunjukan materi-materi pamungkas mereka. Sebelum ke sajian utama, Antara Ada dan Tiada, Didit dan Ripay memberikan menu pembuka dengan menampilkan Jerry Andanputra dan Boby Almahbub.
Jerry adalah roadman tetap dari Didit. Didit secara spesial memberikan panggung sebagai apresiasi penuhnya terhadap Jerry karena kelucuannnya di panggung stand-up. Selain itu, tentu saja sebagai bentuk balas budi atas tebengan ke berbagai tempat untuk Didit open mic dan memenuhi panggilan job.
Jerry mengupayakan kesempatan sebagai opener dengan sangat matang. Membicarakan pekerjaannya sebagai pelayan di sebuah restoran adalah menu pembuka terbaik dari Jerry. Kekhawatiran akan pekerjaan lain juga dibawakan dengan sentuhan komedi gelap yang pas. Penonton yang berteriak, “Aduh” dan tertawa lepas jadi sedikit pembeda di punchline yang ia suguhkan.
Komika pembuka kedua adalah Boby Almahbub. Pengulek sambal hitam bebek goreng Madura ini juga tampil mengesankan. Hampir 80% Boby hanya membicarakan soal bintang utama malam itu, Didit dan Ripay. Didit ia riffing habis-habisan karena kepercayaan yang dianutnya sekarang. Ripay jadi korban kedua karena perjalanan hidupnya mampu berubah 180 derajat berkat stand-up comedy. Eh, berkat istrinya juga, sih. Boby tak mengecewakan sama sekali.
Penonton sudah diberi cukup waktu untuk pemanasan. Jerry dan Boby menunjukan taringnya yang cukup tajam. Saking tajamnya bisa dipakai untuk nyoblos saat pemilu. Tenang, ini bukan iklan KPU, ya. Apalagi GPU. Wah, badan bisa makin enteng.
Memasuki rangkaian acara utama. Didit Efrafas langsung menyapa penonton yang memadati Markas Comika. Penuh sesak seperti di Wembley Stadium. Untungnya, sih, tidak ada gas air mata selama Didit berbagi keseruan di atas panggung. Bisa-bisa nanti AC Markas Comika yang jadi tersangka.
Didit hadir sebagai komika yang mewakili kenyataan dan kehidupannya sedekat mungkin. Ia mewakili “Ada” dari judul pertunjukan ini. Didit merasa kehidupannya serupa film dengan banyak genre di dalamnya. Hanya saja, sang penulis dan sutradara tak memberi tahu bagian akhirnya. Maka Didit yang sekarang mungkin saja sebagai NPC atau karakter yang digantungkan ceritanya.
Label seorang mualaf tak lepas juga dari Didit sebagai komika. Bagian-bagian sentimen ini jelas punya porsi lucu yang diolah Didit sebaik mungkin. Tidak “keterlaluan” atau sengaja dilebih-lebihkannya hanya demi tawa dari penonton. Tapi, sudah pasti semuanya lucu. Pecah berantakan.
Sebagai penampil melingkupi fakta dan kehidupan, Didit banyak memberikan pengetahuan dan pesan penting soal beragam profesi yang perlu diketahui khalayak ramai. Apalagi soal menaruh nilai rasa pada setiap pekerjaan yang dijalani. Salah satu materi terbaik yang disuguhkan Didit malam itu.
Mendekati 40 menit waktu bergulir, Didit menyerahkan tongkat estafet Antara Ada dan Tiada kepada Ripay. Ripay yang baru pulang berlibur dari Anyer langsung menebarkan materi-materi terbaiknya ke seluruh sudut Markas Comika.
Ripay menyuguhkan teknik opening yang berbeda dari komika lain. Mulai dari mengajak mandi penonton, menjabarkan beberapa bit dan kemudian ia suguhkan pantun untuk menyapa penonton. Semua diajak berkeliling semaunya dan kemudian menyadari hal yang tak beres. Tapi, semua itu berbuah tawa yang luar biasa.
Keresahan pertama yang dibagikan Ripay adalah soal perbandingan pertunjukan Antara Ada dan Tiada dengan konser Coldplay mendatang. Ripay sampai rela memberikan banyak pilihan untuk penonton yang rela membayar 11 juta rupiah untuk show malam itu. Sayang sekali, penonton tak bisa mewujudkannya.
Ripay menuangkan segudang pengalamannya sebagai pengamen. Suka duka yang lebih banyak dukanya ia ceritakan semua ke penonton. Mulanya, semua dibuat khidmat mendengarkan cerita itu. Sampai pada akhirnya sederet hal tak masuk akal terlontar dari ucapan Ripay. Bahkan, ia mulai menyadari apa yang diucapkannya benar-benar sudah tak masuk akal.
Sebagai senior di komunitas Standupindo Ciledug, Ripay memberikan rentetan perjalanan ia sampai hari ini. Pengamen yang bermodalkan keberanian dan sok lucu di masa lalu itu menghadapi kenyataan tak biasa saat ingin menjajal open mic. Ia jelas punya cara menghadapi segalanya saat itu. Hingga kemudian kembali muncul beragam punchline ajaib andalannya.
Didit dan Ripay memberi pengalaman tak biasa bagi para penonton Antara Ada dan Tiada. Keduanya cukup piawai memadukan hal-hal yang dekat dengan kehidupan sampai yang tidak mungkin jika kita pikirkan dengan logika. Tapi, Ripay mampu membuat apapun semaunya tanpa peduli jalan pikiran orang lain.
Antara Ada dan Tiada bukan hanya soal nyata dan fiksi. Didit dan Ripay menyajikan semuanya lebih dari itu. Didit dengan belokan-belokan di dalam materinya dan Ripay dengan lakon di dalam pikirannya sendiri menjadi pertunjukan terbaik yang mereka suguhkan.
Antara Ada dan Tiada bisa disaksikan dalam bentuk digital download di waktu mendatang. Pertunjukan yang akan sangat sayang bila dilewatkan. Mulai dari sekarang sebaiknya kamu mulai nabung 300 perak perhari. Pasti nanti bisa mencapai satu juta rupiah dalam 3.333 hari. Selamat mencoba!