Menebak Hari Esok dalam Podcast Senen Kemis Live: Jadi Gimana ke Depannya?
Berdasarkan pengamatan penulis, Podcast Senen Kemis–biasa disebut PSK–dalah konten podcast paling produktif dalam membuat pertunjukan off-air. Pada 10 Desember 2022 silam, PSK baru saja mengadakan pertunjukan live untuk yang kelima kalinya.
Hingga saat artikel ini ditulis, rasanya belum ada podcast lain yang menyamai pencapaian tersebut. Yah, walaupun keproduktifan PSK kemungkinan besar akan mandek dan bakal disalip oleh podcast-podcast lain, sih.
Gimana maksudnya?
PSK Live edisi lima dengan tajuk Jadi Gimana ke Depannya? digelar di Markas Comika. Ada yang istimewa dari penyelenggaraan kali ini. Pasalnya, Barry Williem, Popon Kerok, Heri Horeh, dan Yudha Brajamusti tak hanya berempat dalam menghibur Listerine dan Warga Juventus sekalian.
Bukan dengan opener, geng PSK mengajak serta sosok yang paling bertanggungjawab dalam menyuplai ransum di sesi rekaman podcast mereka selama ini.
Ya, abang-abang pedagang Cakwe Condet yang legendaris itu mereka ajak serta. Tak cuma sosoknya saja yang hadir, melainkan sekaligus dengan cakwe-cakwenya yang didistibusikan secara free flow bagi seluruh pengunjung. Menikmati satu plastik Cakwe Condet hangat lengkap dengan sausnya tentu menghadirkan pengalaman menonton yang super mantap dong?
Selain Cakwe Condet, para penonton membawa cinderamata lain seperti lanyard, stiker, serta sesuatu yang sudah dijanjikan pada podcast sebelum PSK Live digelar, yakni benang merah dari keseluruhan acara. Yang mana. Merupakan. Benang. Merah. Beneran benang warna merah. Deep.
Sekitar pukul 20.00 WIB acara dibuka melalui shadow announcer. Seperti PSK Live biasanya, sesi pertama dibuka dengan estafet pertunjukan stand-up comedy dari para personel.
Popon Kerok mendapatkan giliran pertama untuk membuka acara. Ia menceritakan pengalamannya kembali mengantor di sebuah stasiun radio anak muda Jakarta. Bobot pekerjaan serta rupa-rupa kolega kantor adalah beberapa sisi lain dunia radio yang disampaikan Popon dengan cara menggelitik.
Penampilan Popon Kerok dilanjutkan dengan Yudha Brajamusti yang baru saja melangsungkan special show beberapa waktu lalu. Begitu naik ke atas panggung, Yudha langsung mengabsen siapa saja penonton malam itu yang datang ke pertunjukannya. Hasil yang tak sesuai harapan menghasilkan rentetan amarah yang luar biasa lucu.
Heri Horeh naik sebagai penampil ketiga. Heri membuka set dengan perenungan filosofis seputar tajuk acara hari itu. Sebuah story telling tentang pengalaman bersama sang istri di awal masa pacaran menjadi bit pamungkas dari penampilan Heri.
Diperkenalkan sebagai ‘kebanggaan kita semua’, Barry Williem naik sebagai headliner sesi stand-up comedy. Sempat terjeda dengan seorang penonton yang harus turun memindahkan mobil di tempat parkir, Barry tetap mampu melanjutkan penampilan dengan solid dengan bit-bit seperti rencana pindah ke Purwokerto dan venue aneh yang mungkin tidak pernah dicoba Pandji Pragiwaksono.
Usai penampilan stand-up comedy dari keempat personel PSK, sesi live podcast pun dimulai.
Sejujurnya, sangat sulit untuk merangkum isi pertunjukan ini. Listerine dan Warga Juventus sekalian pasti paham bahwa obrolan Barry, Popon, Heri, dan Yudha selalu berlangsung mengalir dan sangat random. Satu topik bisa terpecah menjadi banyak obrolan.
Sejumlah gimmick yang terjadi di atas panggung juga akan terasa nikmat bila disaksikan sendiri, seperti gimmick mic yang bikin belibet atau riffing sejumlah penonton unik (yang salah satunya sudah nonton PSK Live lima kali berturut-turut).
Salah satu topik memorable yang muncul dalam obrolan di PSK Live adalah cerita awal mereka mengajak abang Cakwe Condet untuk turut bergabung menjadi seksi konsumsi. Si tukang Cakwe Condet merasa excited, bahkan sampai minta izin mengajak teman lantaran merasa grogi jika datang sendiri.
Penampilan Yudha Brajamusti yang mendadak berambut kuning serta memiliki kebiasaan bercelana pendek tak luput untuk jadi obyek bahasan bersama.
Selain itu, Popon Kerok mengungkap salah satu kejadian penting yang sempat menghampirinya di tengah intrik media sosial, bersamaan dengan masa-masa kritis mendiang ibunya beberapa waktu silam. Kejadian penting apakah itu?
Barry Williem sendiri nampak sangat lihai untuk mengarahkan alur pembicaraan sehingga rasanya cukup jarang ia menjadi pusat pergunjingan seperti tiga kompatriotnya. Sebuah skill yang perlu dipelajari oleh siapapun.
Meski sulit untuk dirangkum, namun tetap ada hal penting yang disampaikan dalam PSK Live. Tajuk acara Jadi Gimana ke Depannya? bukanlah sekedar judul. Pasalnya, tajuk tersebut benar-benar menggambarkan kegelisahan mereka berempat sebagai grup podcast yang sudah mengunggah lebih dari 200 episode.
Geng PSK Live menyampaikan kemungkinan untuk tak lagi melanjutkan podcast tersebut dalam format berempat, atau bahkan tak meneruskannya sama sekali lantaran kesibukan masing-masing. Kabar yang tentu saja menyedihkan. Cukup disayangkan bagaimana sebuah podcast underrated dengan kumpulan pendengar yang membentuk cult ini harus berada di ambang perpisahan.
Listerine dan Warga Juventus tetap bisa bantu merekatkan keempat personel PSK Live dengan beberapa cara seperti doa, dukungan lewat Trakteer, serta bantuan mempromosikan PSK ke kartel-kartel siniar raksasa agar mereka bisa mendapatkan sokongan yang berarti.
Jika ada yang bisa dijawab dari pertanyaan seputar masa depan PSK, maka itu adalah kepastian soal rilisnya digital download PSK Live Jadi Gimana ke Depannya?. Jangan buru-buru menagih, sebab Digital download PSK Live Deep 2 Deep saja baru saja diluncurkan.
Jadi, sembari berharap PSK tetap bersama, silahkan nikmati karya-karya mereka yang tersedia di berbagai platform ya.