Alasan di Balik 7.500 Penonton dan Istora Senayan untuk Komoidoumenoi Jakarta
Kurang dari dua minggu, Komoidoumenoi Jakarta akan digelar. Hingga sekarang, 7.500 tiket yang terdiri dari berbagai kategori tersebut sudah terjual habis. Menyisakan tiket streaming yang bisa dibeli hingga 28 November 2022.
Bagi Pandji Pragiwaksono, angka 7.500 bukan hanya sekadar angka biasa saja. Ada alasan di balik ambisinya mengejar target jumlah penonton tersebut.
“Jadi, (jumlah penonton) Istora tuh pengen gue lompatin dari (jumlah penonton) Pragiwaksono di JCC. Dari jumlah penonton 5.000 orang, menjadi 7.500 orang,” ujar Pandji Pragiwaksono dalam wawancara bersama Comikamedia.
“Supaya ada progression yang jelas. Jadi ini lebih kepada keinginan pribadi aja sebenarnya,” lanjut Pandji.
Pada saat bersamaan, rupanya Pandji memiliki keyakinan bahwa ketika orang awam mendengar ada 7.500 orang hendak menonton pertunjukan lawak, persepsi mereka terhadap stand-up comedy akan berubah.
“Jadinya tidak pandang sebelah mata lagi. Kayak ada pikiran ‘anjir udah sampe situ ya kesenian stand-up comedy? Bukan cuma bisa bikin 7.500 orang mau nonton, tetapi 7.500 bayar, bayarnya 1,5 juta lagi,’” jelas Pandji sembari menutup matanya sebelah.
Selain dari sudut pandang orang awam, sudut pandang para komika juga penting agar tidak merasa aneh ketika ada orang yang rela menonton pertunjukannya dengan harga sekian besar. Adanya referensi menjadi suatu hal yang penting. Maka dari itu, Pandji hadir dan berusaha melalui Komoidoumenoi untuk menghilangkan pikiran merasa aneh tersebut. Komoidoumenoi sebagai preseden, hal yang telah terjadi lebih dahulu dan dapat dipakai sebagai contoh.
Namun balik lagi, jalan untuk menjadi komika seperti Pandji sekarang, bukan perkara mudah. Ada proses panjang dan jatuh bangun untuk mewujudkannya. Kecuali ada keajaiban seperti yang dialami Ghozali, keajaiban yang disebabkan kefomoan orang-orang.
Setelah Komoidoumenoi Istora dan jumlah 7.500 penonton sudah tercapai, menariknya, komika yang dijuluki Mr. World Tour ini, tidak memiliki ambisi lain setelah pertunjukan ini. Karena dirinya mengaku bahwa sejak awal melakukan stand-up, ia memang meniti hanya untuk angka 7.500 di Istora Senayan.
Walaupun sebenarnya, ada venue yang lebih besar kapasitasnya dibandingkan Istora. Contohnya SICC, venue konser Justin Bieber pada 2011 lalu yang memiliki kapasitas penonton sebanyak 12.000 orang.
“Orang-orang suka berkata GBK bang, GBK. Tapi gue gak ada ambisi manggung di sana karena gak ada maknanya bagi gue untuk manggung di situ,” terang Pandji.
“Kalau Istora, gue pernah melihat Glenn manggung di situ. JCC, gue juga pernah menonton Glenn di situ. Ada alasan jelas kenapa gua pengen manggung di situ (Istora Senayan dan JCC),” sambung Pandji.
Bukan hanya Glenn Fredly, ketika kecil, suami dari Gamila ini pertama kali menonton sesuatu yang bentuknya live bertempat di Istora Senayan. Menonton Goggle V dan Gaban yang populer pada masa itu. 3G, Glenn, Goggle V, dan Gaban.
Sumber: Twitter/@ShaniBudi
Russel Peters, seorang komika asal Kanada berdarah India yang pernah manggung di Istora Senayan, adalah orang terakhir yang menjadi alasan Pandji memilih Istora Senayan.
Bagi seorang Pandji Pragiwaksono, Istora Senayan adalah sesuatu yang penting. Ia memiliki banyak ambisi untuk bisa menembus ke venue yang dibuka sejak 1961 tersebut. Mengetahui bagaimana rasanya membuat ribuan orang tertawa pecah.
Setelah impian menggelar pertunjukan di Istora terwujud dan tidak ada ambisi lain yang mengiringinya, menjadi alasan bagi Pandji untuk memutuskan pindah ke New York.
“Gue cukup kenal diri gue sendiri untuk tahu bahwa kalau gue udah gak ada puncak gunung yang gue daki lagi. Gua tuh malah stress,” kata Pandji.
Pandji menambahkan, jika membuat pertunjukan stand-up lagi, besar kemungkin dirinya akan mencari venue yang lebih kecil. Tempat yang menjadi alasan dirinya pulang layaknya sebuah rumah, Ciputra Artpreneur.
“Mungkin lain kali, jika gua akan ada spesial lagi, yaudah di Ciputra Artpreneur yang kapasitas penontonnya 1.200 orang. Mungkin dua show atau mungkin dua hari, persis seperti komika-komika disini (AS),” ujarnya.
Untuk sekarang, Pandji tidak bisa memastikan tempatnya terlebih dahulu karena masih rencana. Selain Ciputra Artpreneur, Graha Bhakti Budaya dan panggung di PRJ, dipilih menjadi opsi tempat jika dirinya akan mengadakan pertunjukan stand-up, sekaligus tempat untuk pulang.