ICUS (Dibalik SUCI), Ajang Bongkar Aib dan Unek-unek Alumni SUCI X
Tujuh bulan berlalu sejak berakhirnya kompetisi SUCI X. Sebagai kompetisi SUCI pertama yang digelar dengan pola normal pasca pandemi, tentu SUCI X meninggalkan kesan mendalam, tak cuma bagi para penonton namun juga peserta di dalamnya. Oleh karena itu, diinisiasi oleh Gautama Shindu yang mengajak empat orang rekan sekompetisinya; Irfan Elsiami, Bonar Manalu, Ilham Setyadi, dan Muhammad Dwik, terjadilah pertunjukan ICUS (Dibalik SUCI) pada Sabtu, 3 Juni 2023 lalu.
Yah, meski seiring berjalannya pertunjukan kita jadi tau bahwa ICUS (Dibalik SUCI) bukanlah pertunjukan reuni biasa, sebab niatan utamanya adalah untuk bersatu padu mengejar level karir sang jawara Yono Bakrie. Sangat mulia.
Bertempat di Markas Comika, ada sejumlah nama kejutan yang turut meramaikan acara. Selain lima orang yang nampang di poster, turut hadir pula Erwin Wu sang Wapres Standupindo dan Yono Bakrie si juara yang taraf keberhasilannya sedang dikejar oleh para lineup ICUS (Dibalik SUCI). Keduanya bertugas sebagai opener yang menghangatkan suasana.
Erwin Wu lebih dulu naik ke atas panggung. Ia menjelaskan kedekatannya dengan para peserta SUCI X yang terjalin karena sumbangsihnya sebagai mentor. Serupa hubungan para akademia AFI dengan Bunda Romi. Erwin menuturkan bahwa dari sekian peserta, Yono merupakan salah satu yang dirasa paling berubah perangainya alias mengalami star syndrome dan gemar mendekati gadis-gadis lewat DM.
Sebelum makin dalam lidah tajam Erwin membedah kepribadian Yono, komika asal Standupindo Samarinda itu langsung menginterupsi. Dari bangku penonton, iya melangkah pasti dengan microphone yang sudah tergenggam di tangannya. Siap untuk melontarkan sederet pembelaan yang tetap saja dimentahkan oleh Erwin. Rupanya, Yono memiliki topik jitu untuk membalas tuduhan star syndrome dan predator yang disematkan padanya, yakni dengan menyinggung soal batalnya rencana pernikahan Erwin.
“Elu topiknya ke situ mulu,” protes Erwin saat Yono mengangkat topik itu.
Sekitar sepuluh menit tampil berdua, Erwin dan Yono memanggil masuk para lineup malam itu. Kelima komika naik ke atas panggung dan langsung duduk di bar stool yang tersedia, termasuk Ilham yang sempat kesulitan saat akan duduk dan menimbulkan kecemasan dari arah penonton.
Sebagai konsep pertunjukan ICUS (Dibalik SUCI), lima orang lineup akan tetap di atas panggung saat teman-teman mereka tampil, menambah kelucuan lewat ekspresi yang mereka tampakkan atas lontaran punchline si komika. Layar dengan hitungan mundur berdurasi 15 menit pun turut dihadirkan untuk mempertegas kesan nostalgia masa-masa kompetisi SUCI.
Urutan tampil dipilih mengikuti urutan eliminasi para peserta. Dengan aturan ini, Irfan Elsiami langsung mendapatkan mandat untuk jadi penampil pertama. Irfan memuntahkan deretan keluhannya sebagai peserta SUCI X pertama yang close mic, salah satunya adalah tentang keinginan belajarnya yang tinggi namun terbentur oleh regulasi. Tingkah laku Bonar sebagai sosok yang ‘dikagumi’ oleh Irfan mengambil porsi besar dalam setlist. Ssst, Irfan juga memberi bocoran penilaian dari salah satu juri SUCI X juga lho.
Melanjutkan malam, Bonar Manalu hadir sebagai penampil kedua. Bonar sebagai sosok yang digadang-gadang juara namun secara mengejutkan close mic di minggu ketiga memberi klarifikasi atas bit yang dibawakan oleh Irfan. Sentilan untuk show ICUS (Dibalik SUCI) yang tidak sold out juga turut ia bawakan. Bagian paling meledak dari penampilan Bonar tercipta saat ia menceritakan tentang interaksinya dengan salah satu peserta SUCI X yang kerap membawa pasangannya saat syuting. Siapa dia dan bagaimana kejadiannya?
Usai penampilan Bonar, giliran Ilham Setyadi yang maju membawakan kisah-kisahnya seputar SUCI X. Rupanya, Ilham memiliki pengamatan yang cukup dalam soal kepribadian para komika yang close mic. Ilham menyebut satu benang merah yang jadi persamaan kepribadian mereka. Kepanikan Ilham saat merasa kosong tanpa materi di babak callback dan upaya Bonar untuk menenangkannya berujung kepahitan yang kocak. Uniknya, Ilham kembali mengaku kosong saat tampil di ICUS (Dibalik SUCI), namun kali ini ia memiliki siasat jitu untuk mengisi lubang dalam materinya, yakni dengan melantunkan tembang orisinil miliknya sendiri. Diva.
Muhammad Dwik, peserta peringkat empat SUCI X juga menjadi penampil keempat malam itu. Dibandingkan penampil lain, Dwik jadi penampil yang paling rata dalam menyinggung para peserta lain. Ngoroknya Ilham yang ganggu, manjanya Budi yang sering minta diantar kencing, jadulnya ponsel Jerry, gampangnya Yono Bakrie untuk masuk angin, bahkan sampai aroma tubuh Pak Moa yang hanya melaju sampai babak pre-show tak luput untuk ia bahas. Usai menyembut banyak nama, sepertiga akhir penampilan Dwik soal pengaruh SUCI dalam hidupnya terasa sangat personal. Tak sabar menonton versi panjang materi tersebut dalam pertunjukan spesial.
Gautama Shindu yang menjadi Nick Fury pengumpul lineup pertunjukan malam itu bertugas mengakhiri sesi stand-up comedy. Alih-alih membongkar tabiat balik layar para peserta SUCI X, Gautama lebih dulu melakukan refleksi diri. Gautama mengaku kerap menyia-nyiakan kesempatan pasca kompetisi. Kendati demikian, ada satu poin plus yang pede ia sebut sebagai kekuatan, yakni dari sisi kerapian materi. Puncak penampilan Gautama adalah kala ia membawakan bit tentang Ernest Prakasa, sosok juri yang sempat menegur keras ciri khas tebak-tebakannya. Bit itu dilabeli sebagai bit terakhir tentang Koh Ernest dari Gautama.
Penampilan para lineup usai, namun tidak demikian dengan acara malam itu. Bukannya berakhir, sebuah kejutan justru hadir dalam bentuk munculnya Gerallio. Bukan Gerall namanya jika muncul dalam wujud normal. Ia naik ke atas panggung dengan memakai mahkota raja lengkap dengan atribut jubah dan tongkatnya. Tidak ada materi dari Gerall yang mengaku baru tiba dari Sukabumi. Namun sebuah aksi semi exhibitionist dirasa sudah cukup untuk menggantikan setlist berdurasi 15 menit.
Bincang-bincang interaktif mengisi sesi pamungkas ICUS (Dibalik SUCI). Lima orang lineup ditambah Gerall dan Yono kembali ke atas panggung. Lipatan-lipatan kertas dalam fishbowl yang telah ditulisi dengan kata sifat dari penonton siap untuk dipilih secara acak. Dari kata sifat tersebutlah obrolan akan bergulir, membahas rahasia-rahasia kompetisi SUCI X. Empat kata yang terpilih sebagai topik adalah dengki (membahas komika paling dengki), pedas, lucu, dan baper. Kisah aktivitas riset unggas pribadi para peserta laki-laki di satu malam jadi bonus track yang sangat menghibur. Akan makin terasa istimewa jika Gautama berkenan untuk membocorkan arsip video yang ia miliki.
Secara keseluruhan, ICUS (Dibalik SUCI) adalah pertunjukan yang sangat menyenangkan. Merugilah kamu yang memilih acara lain alih-alih membeli tiket pertunjukan ini.
Namun rasa sesal tak perlu hinggap terlalu lama dalam sanubarimu karena ICUS (Dibalik SUCI) merupakan pertunjukan hasil kerjasama lima orang lineup dengan Comika.id. Tau apa artinya? Yak. Kamu yang tidak sempat hadir untuk menonton langsung masih punya kesempatan untuk membeli dokumentasinya dalam wujud digital download!
Jadi, nantikan saja kabar terbarunya untuk bisa segera menonton pertunjukan yang jadi ajang penumpahan aib dan unek-unek ini.