Kagum dengan Komoidoumenoi, Project Pop: Pandji Mengajarkan Banyak Hal
Sapardi Djoko Damono bilang, “Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni”. Mungkin saat ini beliau salah. Ada, Pak Sapardi. Mereka adalah tim tahan tiket Komoidoumenoi yang harus menantikan selama dua tahun lamanya. Dua kali bertemu Juni.
Penantian itu memang harus dilakukan. Alasannya jelas, untuk kebaikan semua pihak. Namun, penantian sudah terbayarkan. 4 Desember 2022, Istora Senayan jadi saksi bisu melihat Pandji menggelar pertunjukan spesial di hadapan 7.500 orang. Ya, Istora adalah saksi yang tidak bisa bilang, “Sah!” (re: saksi di pernikahan).
Penonton Komoidoumenoi datang dari berbagai kalangan. Ada artis ternama, legenda komedi, musisi, YouTuber, penonton setia, orang-orang yang selalu kalah dalam percintaan, kucing, burung gereja, makhluk tak kasat mata dan masih banyak yang lainnya.
Grup musik yang lagunya seringkali kita dengar pun datang untuk menyaksikan Pandji bertingkah di atas panggung. Bahkan, lagu mereka dijadikan penutup Komoidoumenoi oleh Pandji dan membuatkan kita akan selalu mengingat hari itu, meskipun judulnya “Ingatlah Hari Ini”. Masih tetap lucu dan menggemaskan, Project Pop!
Tika, Yosi dan Udjo menjadi perwakilan dari grup musik komedi yang hadir di tengah-tengah 7.500 penonton juga merasakan kemegahan yang dihadirkan Pandji dalam Komoidoumenoi. Ketiganya memberikan sejumlah pesan dari apa yang telah mereka tonton selama kurang lebih 3 jam sejak Pandji mulai naik ke atas panggung pentagon.
“Kita sangat puas. Terhibur dari awal sampai akhir. Bukan hanya lucu, tapi bagaimana (Pandji) mengemas semuanya. Mengajarkan kedewasaan ke masyarakat. Banyak pesan yang lebih dalam dari sekadar lucu.” ujar Yosi.
“Luar biasa mengagumkan. Dari dulu tuh Pandji mengajak orang berpikir dengan tertawa. Jadi kita ngga merasa diguruin.” sambung Tika. “Pandji itu stand-up comedian sekaligus storyteller yang luar biasa bagusnya. Sehingga kita ngga sadar di tengah-tengah itu kita udah dibawa masuk ke dalam set-nya.” tambah Udjo.
Menurut Tika, Pandji benar-benar lihai dalam berbicara. Ia mampu mengolah kalimat dengan balutan komedi. Pandji bisa bergerak ke banyak hal dari sebuah topik yang ia bicarakan, namun selepas berkelana dari bahasannya ia bisa segera kembali ke pembahasan awal.
Ketiganya juga memberikan sejumlah pesan untuk Pandji yang kembali ke New York pasca Komoidoumenoi. Pesan agar Pandji bisa terus memberikan karyanya meski jauh di mata secara langsung. Namun, semuanya akan bisa hadir lebih dekat dengan gawai dan banyaknya kecanggihan di dunia ini.
“Walaupun nanti kita akan berjarak, tapi karyanya semoga bisa terus ada, karena dia juga menginspirasi banyak orang. Dia jadi orang yang dipilih Tuhan untuk kasih pesan keberagaman. Dia lebih berani dari yang lain.” tukas Yosi. “Dia berani kan karena udah mau pergi, Yos.” balas Udjo tertawa.
“Yang pasti, untuk bisa melakukan banyak hal itu Pandji harus sehat. Sehat jasmani dan rohani. Dia di sana bisa beradaptasi dengan baik secara fisiknya. Sehingga dia bisa terus mengamati dan bisa terus berkarya.” sebut Tika.
“Kalau gua sih, mudah-mudahan teman-teman komika yang lain, yang pertama patut bangga. Kemudian, tugas selanjutnya kita ingin nunggu komika yang lain bisa tampil seperti ini, memberikan sesuatu yang beda, tampil berisi. Jadi orang-orang akan ingat hari ini. Hari ketika lu tampil.” tutup Udjo.
Ya, semoga apa yang disampaikan oleh punggawa Project Pop ini bisa benar-benar terwujud. Dimulai dari Pandji, hingga kemudian menjadi sesuatu yang bisa dilakukan pula oleh komika lain. Viva la komtung!
test