Respon Positif Penonton Difabel Atas Lengkapnya Fasilitas di Komoidoumenoi Jakarta
Dalam berbagai kesempatan, Pandji Pragiwaksono menyampaikan bahwa Komoidoumenoi Jakarta ia rancang sebagai pertunjukan yang inklusif. Dari segi penampil, audisi opener yang diadakan di enam regional melibatkan tak hanya komika laki-laki yang saat ini memang mendominasi komunitas secara jumlah, namun juga memberi kesempatan untuk para komika perempuan ikut unjuk taji. Sementara dari segi penonton pun Pandji menyediakan fasilitas untuk teman-teman difabel agar dapat menikmati acara layaknya penonton lain.
Poin kedua diwujudkan Pandji lewat tersedianya tiket khusus penyandang disabilitas yang mencakup berbagai fasilitas khusus seperti akses kursi roda, guiding block, penerjemah bahasa isyarat, serta panitia pendamping. Layanan tersebut merupakan buah kerja sama antara Comika dengan Think.Web, sebuah Creative and Impact Agency yang memiliki concern terhadap fasilitas difabel di ruang umum dan Silang, penyedia Juru Bahasa Isyata (JBI) untuk teman-teman tuli.
“Kita percaya bahwa teknologi itu ada untuk mendorong kemanusiaan. Di sisi lain kita tahu bahwa teknologi itu akan closing the gap untuk teman-teman penyandang disabilitas, untuk pada akhirnya mereka bisa bersama dengan semuanya,” ujar Ramya Prajna Sahisnu, co-CEO sekaligus co-Founder Think.Web pada Comikamedia.
“Semua orang, termasuk penyandang disabilitas, layak untuk mendapatkan kesempatan. Jadi bukan berdasarkan kasihan,” imbuh pria yang akrab disapa Rama itu.
Praktik layanan khusus difabel di hari H Komoidoumenoi Jakarta (4/12) terpantau sangat maksimal. Kemudahan akses untuk penyandang disabilitas terlihat sejak gerbang depan dengan jalur khusus yang mengarah hingga tempat duduk masing-masing.
Penonton difabel yang hadir dengan maupun tanpa pendamping tak perlu menghadapi kesulitan karena keberadaan anak tangga, sebab panitia acara telah menyiapkan jalur terpisah melalui pintu nomor 1 yang aksesnya terbilang mudah dan ramah difabel.
Terdapat dua pembagian tempat duduk berdasarkan kondisi disabilitasnya. Penyandang disabilitas berkursi roda mendapatkan area khusus dengan landaian yang berada di deret kategori platinum. Sementara untuk teman-teman tuli dan buta bisa duduk di deret kategori gold.
Comikamedia sempat mewawancarai dua dari sekian banyak penonton difabel yang hadir di Komoidoumenoi Jakarta malam itu. Keduanya mengaku sangat terbantu dengan adanya fasilitas difabel. Salah satu penonton bernama Desra yang hadir dengan kursi roda bahkan dapat masuk ke area Istora Senayan seorang diri tanpa ada pengantar.
“Saya dateng ke sini sendiri. Saya lihat fasilitas difabel dari depan memang sangat memadai sekali karena dari antrean sudah didahulukan. Jalan masuk ke Istora-nya juga ada guiding block,” ujar Desra kepada Comikamedia.
Penonton lain yang Comikamedia wawancarai adalah pasangan ibu-anak, Henny dan Alin. Alin yang mendampingi ibunya–yang merupakan pengguna kursi roda–mengungkapkan kepuasannya atas adanya fasilitas khusus ini. Hal senada juga dituturkan oleh Ibu Henny sebagai target utama fasilitas disabilitas yang disediakan di Komoidoumenoi Jakarta.
“Waktu tahu kalau ada tiket disabilitas, saya langsung mikir kalau bakal ada perlakuan khusus. Ternyata bener, dari depan gerbang panitianya sudah gerak cepat buat mengarahkan saya sama ibu,” tutur Alin.
“Saya sangat terbantu. Panitianya bagus sekali, dari awal membimbing saya, jadi merasa istimewa karena dapat kemudahan-kemudahan seperti itu. Terima kasih, Mas Pandji!” ungkap Henny sang ibu.
Rupanya terdapat persamaan antara Desra dengan Alin dan Ibu Henny. Mereka sama-sama baru pertama kali menyaksikan pertunjukan spesial Pandji Pragiwaksono secara langsung. Pengalaman itu saja sudah mengesankan, keberadaan fasilitas disabilitas pun menambah kesan pertunjukan untuk mereka.
“Saya baru kenal Pandji Pragiwaksono di tahun ini, jadi ini pengalaman pertama (nonton langsung). Jadi makin tertarik dengan adanya fasilitas difabel karena memang mendukung untuk saya dan para disabilitas. Nggak ada komplain sih,” ujar Desra.
“Kami berdua sama-sama suka, tapi memang baru kali ini dapat kesempatan buat nonton langsung. Sebetulnya saya nggak tahu kalau ada fasilitas sebaik ini, jadi kayak surprised waktu tahu,” Henny menuturkan.
Desra, Alin, dan Henny adalah segelintir dari sekian banyak penonton yang terbantu dengan fasilitas disabilitas pada Komoidoumenoi Jakarta lalu. Mendengar reaksi positif mereka tentu jadi hal yang menyenangkan untuk pihak Comika karena berhasil menyediakan layanan yang tepat sasaran. Selain itu, keberadaan layanan disabilitas di Komoidoumenoi Jakarta diharapkan dapat menjadi preseden baik, tak hanya untuk acara stand-up comedy namun juga pertunjukan hiburan lain.
“Untuk acara-acara stand-up maupun acara lain bisa mencontoh fasilitas yang disediakan hari ini karena sangat membantu dari gate luar sampai ke kursi, bahkan sampai ke toilet juga terbantu,” pesan Henny.
Sebagai langkah awal, layanan disabilitas seperti ini rasanya memang layak untuk diberitakan dan diceritakan lebih luas agar makin banyak pihak yang terpengaruh untuk menerapkan hal serupa di gelaran masing-masing. Mungkin beberapa tahun dari sekarang, akan tiba waktunya media massa tak menganggap layanan disabilitas sebagai istimewa sehingga tak perlu memberitakannya lagi karena telah menjadi kebiasaan.
Semoga masa itu segera tiba.